Kamis, 16 Mei 2013

cerpen





Today, 10 Februari 2012
Di ruang kelas yang masih sepi, terlihat 3 orang sahabat sedang sibuk dengan tugas kuliahnya masing-masing. Ayu memandangi kedua handponenya yang bergetar di atas meja. Mata bulatnya yang dihiasi oleh sebingkai kaca mata putih ikut berputar-putar, ia tutup telinganya dengan kedua tangannya. Mbak Anin yang berada disebelahnya melirik ke arah Ayu, Anin mengetuk jari-jarinya menandakan ia tidak sabar. “Yu, tuh hp walau tidak berbunyi, tetap berisik lo, kamu buat bergetar begitu sampe sini lo getarnya, nganggu ah Yu, napa gak di angkat sih?”
Ayu malah makin geleng-geleng kepala. “Mbak tolongin ayu dong”
“tunggu, nih masalah apa ya, tuh hp kenapa kompak bergetar gitu dari sapa sih”
“mbak tau gak, kalo tadi malam aku jadian lagi ma mantanku waktu SMA dulu, Gusti namanya”
“Lha kan kamu masih pacaran ma Nando yah, ato kamu udah putus yah ma anak panjat Tebing tuh?”
“aku belum putus ma Nando, Mbak”
“tapi kamu udah jadian lagi ma Gusti, jangan bilang Nando tuh kamu pacarin juga, jadi tuh 2 hp bergetar karena di telpon mereka berdua yah, ha ha, rasain kamu, pusing dah tu, ha ha.” Mbak Anin tertawa renyah sampai memegang perutnya.
Tega deh liat teman lagi kebingungan bukan di bantuin malah di tertawain. Kali ini hp BB Ayu bergetar lagi, ia melangkah keluar kelas menuju kantin. “Oi.. Yu tuh hp kamu bergetar lagi, berisik nih.” Mbak Anin memanggil ayu yang terus berjalan tanpa menoleh lagi.
Di kantin Ayu duduk merenung sambil menunggu pesanan kopi hitamnya. Ayu selalu minum kopi hitam bila sedang pusing, bingung akan sesuatu, pahitnya black coffe akan membuatnya melek dan bisa berpikiran jernih, sejak jadian dengan ke 2 cowok itu pikirannya selalu kalut, bingung. Nih semua emang akibat ia tidak bisa menolak mantannya, dia sendiri yang menanggung semua kesusahan, semua kebingungan, salah terus deh.
Semua berawal dari kejadian 3 bulan yang lalu.
Akhir November.
Ayu dan kedua sahabatnya, mbak Anin dan Dara sedang santai sepulang kuliah menikmati suasana sore di Starbuck. Ayu pesan hot chocolate, mbak Anin dengan ice capucino dan Dara dengan Coffee latee. Di depan mereka duduk santai sedang duduk sepasang kekasih, mesra, sambil saling bergantian menyuapi donut dan menyodorkan capucino masing-masing. “bikin iri deh, andai punya cowo romantis begitu yah.” Ayu membuka percakapan, membuyarkan suasana sepi di antara mereka.
“malas ah pacaran, indahnya cuma di depan aja tuh, percaya deh.” Mbak Anin yang sudah lama jomblo acuh tak acuh dengan sepasang kekasih itu, menyedot ice capucino nya pelan-pelan.
“iya deh, pingin ya kaya mereka, mesra gitu, so sweet.” Dara setuju dengan Ayu, sambil menyodorkan tangan untuk ber toss ria dengan nya.
“gini deh, kalian berdua cari cowo sana, untuk 3 bulan ke depan, pas acara Valentine tuh, nanti kita bandingkan mana enakan punya pacar ato tetap happy single kaya mbak, gimana?”
“apa nih taruhan yah, apa hadiahnya kalo aku ma Dara yang menang, ato kami yang kalah?”
“kamu dan Dara harus siapkan makan siang mbak selama sebulan, oh ya dan juga membantu tugas-tugas kuliah, dan kalo mbak yang kalah, kalian boleh minta hal yang sama kaya tadi, mbak lebih berat nih, kalian ber dua loh, how, deal?”
“ih.. asyik banget tuh, setuju deh, deal.” Dara dan Ayu tersenyum simpul, mengedipkan mata dan mereka bertiga mengambil gelas untuk ber toss ria.
1. Bulan Desember.
Tahun 2012 hampir kehabisan waktunya, dalam kurun waktu seminggu lagi akan berganti tahun, Ketiga sahabat itu, Ayu, Dara dan Anin sedang sibuk-sibuknya dengan ujian dan kuis-kuis di akhir tahun, dari pagi hingga malam mereka betah di rumah masing-masing mempersiapkan diri menghadapi uijian dan kuis-kuis.
3 hari menjelang Tahun baru 2013.
“Girls, capek banget yah bulan ini, sumpah deh, belajar terus, ngopi yuk, nyantai.” Mbak Anin yang paling tua di antara mereka, maniak kopi merasa tersiksa, hampir sebulan gak ngopi.
“mbak, Dara, aku gak ikut yah, mau di jemput nih ma Nando”
“Duh ile, jadian juga non, Ra, dia duluan dapat pacar tuh, baru sebulan dari taruhan kita, tancap gas tuh”
“tenang aja mbak, Ayu aja kok, paling gak lama tuh”
“enak aja, doain cepat putus tuh Ra, jahat deh, lo mana pacarmu.” Tiba-tiba wajah Dara memerah, serasa di tampar, ia meninggalkan mbak Anin dan Dara tanpa kata-kata, mungkin tersinggung.
Mbak Anin menghampiri Ayu. “Yu, gak bole begitu loh, kita kan temanan, jangan asal ngomong gitu deh, kasian Dara, pasti marah tuh, besok minta maaf yah.” Ayu tersenyum kecut, sambil meninggalkan Anin sendirian.
1 hari menjelang pergantian tahun.
Bus meninggalkan kota Medan menuju Prapat di siang hari yang cerah, tidak mau terhalang kemacetan yang pasti akan terjadi di setiap malam pergantian tahun. Para penumpang dengan senang hati mengikuti syair-syair dari suara merdu “Ariel” dan band Noah nya yang sedang hits. Suara Ariel tidak terdengar lagi berganti dengan suara sumbang yang merasa suaranya lebih bagus dari Ariel Noah. Mbak Anin, Dara dan Ayu yang berada satu deretan bangku hanya tersenyum simpul melihat teman-teman sekelasnya bernyanyi. Setahun ini di isi dengan semua kerja keras, suka dan duka serasa terbayar dan jadi kenangan indah dalam melewati tahun ini.
Di ujung bangku, Ayu sibuk dengan BB nya. Asik BB an dengan Nando. Mbak Anin berbisik di telinga Dara. “Ra, makin lengket aja si Ayu ma Nando, udah 2 bulan jadian yah.” Dara hanya tersenyum simpul, sambil merlirik sahabatnya yang lagi kasmaran. “kamu sendiri, gimana Ra”
“mbak, aku gak ikut taruhan, gpp yah, males aja cari cowok dalam waktu singkat gini, masa cari cowok pake target, gak banget deh mbak.” Mbak Anin hanya tersenyum sambil angkat bahunya.
Tahun 2012 sudah berlalu, di malam itu, Ayu dan teman-teman bermain kembang api, membuat api unggun dan berdoa, semoga tahun depan lebih baik, lebih dewasa. Dan ke tiga sahabat yang tidak terpisahkan itu berpelukan dan menangis bersama-sama. Anin dan Dara adalah gadis yang sangat berhati-hati dalam memilih cinta, prinsip mereka sama, lebih baik menambah kualitas untuk menanti seseorang special datang dari pada harus menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Berbeda dengan Ayu, sifatnya masih kekanakan dan labil, Abg labil begitu biasa Dara dan Anin menyebut Ayu. Yang suka gonta ganti pacar bahkan pernah ia pacaran hanya kurun waktu seminggu sudah putus, tapi tetap saja Ayu tidak pernah jera, apalagi bila di bulan penuh cinta seperti bulan Februari, ia tidak punya gandengan, bagai kiamat baginya. Ayu, gadis manis, imut-imut, bermata bulat, wajahnya dihiasi kaca mata putih menambah manis dirinya, apa lagi dengan potongan rambut bob ala Katie holmes membuat penampilannya makin segar.
2. Bulan Januari
Ayu dan Dara bersahabat sejak mereka masih sama-sama bersekolah di SMA Muhammadiyah 2. Di sudut perbatasan kota Medan. Kini mereka berjumpa lagi di Universitas yang sama. Universitas Negeri Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi, Jurusan Keuangan. Awal tahun 2013, SMA Muhammadiyah merencanakan reuni angkatan 2010, angkatan Ayu dan Dara. Di hari reunion, Dara menjemput Ayu dirumahnya dengan menggunakan Snowy, sepeda motor jenis Scopy, kesayangannya, bersama-sama menuju gedung pertemuan reuni sekolah mereka.
Di sudut ruangan, Ayu melihat seseorang yang mungkin sangat ia kenal semasa SMA, namun ia ragu dengan perlihatannya, ketika cowok itu berbalik menghadap Ayu, barulah Ayu yakin dia adalah Gusti, cinta pertamanya,laki-laki pertama yang menumbuhkan rasa percaya dirinya, mengeluarkan iner beauty nya, karena sebelum ketemu Gusti di kelas 2 SMA, Ayu hanya gadis pendiam dan kutu buku, begitu kenal Gusti, semua berubah, Ayu diajarin dandan, berteman dan ikut ekskul Mapala bersamanya. Kini Gusti mendekatinya, Ayu segera berjalan cepat meninggalkan Gusti yang keheranan dengan sikapnya. Ayu mengintari pandanggannya mencari sahabatnya Dara, sedari tadi ia dan Dara berpisah, masing-masing mencari teman-teman SMA masing-masign karena mereka beda kelas sewaktu SMA. Ayu menemukan Dara di luar ruanggan, duduk berdua dengan seorang cowok berkaca mata minus, sedang bicara serius, kelihatan dari raut wajah mereka yang tegang dan tanpa senyum. Ayu tidak peduli, ia mendatangi sahabatnya.
“Ra, pulang yuk, please.”
“apaan sih Yu, gak liat apa, aku lagi ngomong ma teman gini”
“pleaseee Ra, anterin dulu, nanti kamu balik kesini lagi deh.” Melihat raut wajah Ayu yang hampir menangis, Dara tidak tega juga, setelah ia bertukar nomor dengan cowok yang di ajak bicaranya ia pun menyusul Ayu yang sudah menunggu di atas Snowy nya.
3. Bulan Februari
Anin menatap lalu lalang jalan raya, mobil-mobil merayap perlahan karena terhalang kemacetan, sepeda motor melintas dan menyelip di antara mobil menambah kacau lalu lintas di depan tempat ia bersantai di caffe Starbuck. Ia serup hot chocolate dengan penuh perasaan, sore ini kota Medan sedang gerimis, membuat suasana dingin menusuk tubuhnya, hingga ia merasa sangat perlu kehangatan dan ia dapatkan dari coffe favorit Ayu. “mbak, tumben pesan hot chocholate, kangen Ayu yah.” Tuh anak tiba-tiba muncul dihadapannya dengan paying pink yang melindunginya dari gerimis
Ayu tersenyum manis menatap Anin. “sapa yang kangen kamu, GR deh, tumben lo di sini, biasanya ma Nando mulu, mana tuh anak, kok sendirian Yu.” Ayu menghempaskan tubuh letihnya.
“mbak, aku pesan dulu yah, pingin coffe latte deh, Dara mana yah, kangen dia.”
Ayu bangkit lagi dan berjalan ke tempat order, begitu sampai di depan Anin, ia kewalahan dengan sepiring donut di tangan kanan dan coffe di tangan kiri. Ayu duduk di depan Anin sambil mengedipkan mata bulatnya. “Yu, gak salah tuh, lagi lapar yah, dah berapa hari gak makan, tumben, nanti ndut loh”
“Bodo ah mbak.. lagi kesal nih, udah capek nungguin Nando, malah di suruh pulang duluan masih lama latian panjat tebingnya, gak jadi nonton deh, Nando jelek, sok sibuk banget, sibuk ma senat, ma panjat tebing, Bt, Bt.” Ayu menghentak kakinya seperti anak kecil yang merajuk minta mainan.
“apa aku putus aja ya mbak, pertama-tama aja ngebet banget ma aku, so sweet gitu, baik, perhatian, tapi begitu jadian balik ke habitatnya sok sibuk, aku di anggap apa sih.” Ayu terus merocos sambil makan donut, mulutnya penuh rimah donat. Anin tersenyum melihat sahabatnya, menyodorkan tisu dan geleng-geleng kepala.
“Cowok kan emang begitu, kamu kaya gak pernah pacaran aja, tapi seiring waktu mereka pasti bisa mengatur waktunya, antara pacaran, teman, kuliah dan lainnya, kamu mesti banyak belajar.”
“iya deh, mbak yang master pacaran.”
3 hari menjelang Valentine.
Dengan mengendap-endap, Anin masuk ke kelasnya, harusnya pelajaran sudah mulai, tapi ia beruntung ternyata dosen hanya memberikan kasus untuk di bahas bersama. Anin mengintari kelas mencari sahabat-sahabatnya. Ayu sedang duduk di atas meja sambil melihat keluar jendela, tampak sedang melamun, dan Dara sedang membaca novel favoritnya. “manyun aja non, napa, lagi galau yah?” Mbak Anin ikut duduk di atas meja menatap keluar jendela, duduk di sebelah Ayu.
“mbak, Dara, sejak aku jadian dengan Gusti, hatiku ngerasa bersalah gitu ma Nando, bingung mau pilih mana, aku juga di suruh mutusin Nando ma Gusti tuh, gimana nih mbak?”
“Ha, berani amat tuh Gusti nyuruh kamu putusin Nando, menurut aku, Nando tuh benar sayang ma kamu, tapi dia gak tau aja gimana perlakuain kamu, kalo Gusti, aku gak tau, nih anak sapa yah.”
“Gusti tuh, pacar pertama Ayu waktu SMA, kemarin waktu reunion ketemu lagi, si Ayu malah lari dari dia, tapi begitu malah buat Gusti penasaran, dia minta no Ayu ke aku, Gusti tuh sebenarnya tahun lalu akan nikah, tapi tunangannya kecelakaan dan meninggal.” Dara menjelaskan semua tentang Gusti, sedangkan Ayu acuh tak acuh mendengarkannya, ia tetap memandang keluar jendela.
“oh begitu yah, dah ngerti deh, kamu coba aja ke dua cowok itu, tapi jangan ketahuan, kamu bisa bandingkan mana yang paling baik kan, seru tuh, eh Yu, valentine nanti kamu ma sapa.” Dan ayu pun menepuk dahinya. “mampus aku.”
14 Februari, Valentin Day.
Siang itu langit suasana cerah, langit biru, Anin buru-buru mempercepat langkahnya melewati koridor panjang menuju kelasnya, ia celigak-celinguk, heran kelas ramai tapi di depan kelas tidak ada dosen yang mengajar. Ia tanya pada teman kelasnya ke mana dosen Akutansi yang galak itu, kata mereka pak Abdul di panggil Rektor, ada masalah gitu. Mereka hanya ditugasi mengerjakan soal Akuntansi.
Dengan mengendap-endap ia menuju bangku yang diduduki sahabatnya. Ada Ayu di sana sedang menengkurkan kepalanya ke meja. “kenapa Yu, kok sedih, Valentin nih, oh ya nih coklat buat kamu, Dara mana?”. Ayu dengan malas menerima coklat pemberian Anin.
“mbak, aku udah putus ma Gusti, mana kemarin udah putusin Nando juga, sedih double deh.”
“lho kenapa lagi Yu.”
“aku gak bisa bohong ma Nando, ketika aku ajak break sementara karena masing-masing lagi sibuk, dia desak terus tanya “kenapa”, ya aku jelasin aja kalo udah jadian lagi ma mantan aku, Gusti, ternyata Nando juga kenal Gusti mbak, katanya hati-hati aja, Gusti tidak sebaik yang aku kira, kalo nanti kenapa-kenapa aku bisa minta bantu dia lagi ato kalo aku putus juga ma Gusti, aku bisa jadian ma dia lagi, tapi kalo dia masih sayang, katanya.” Ayu menarik napas sebentar.
“terus mbak, selama seminggu ini aku jadian ma Gusti ternyata dia berubah, jadi posesif gitu, apa-apa lapor ke dia dulu, kalo telpon harus serius gak bole main-main, kalo gak dia marah, lama-lama gak tahan juga mbak, aku minta putus, aku jomblo sekarang, mana hari nih valentine, sedih mbak, hu hu.”
Anin menatap Ayu, merasa kasihan, ia menghela napas. “Yu, selama ini, mbak sayang kamu, sedih liat kamu begini, keputusan kamu benar kok, lepas dari ke 2 cowok itu. Gusti saat ini mungkin belum sembuh dari luka hatinya di tinggal pacarnya, jadi ia posesif, terus kalo Nando juga belum tepat jadi pacar kamu, kesibukannya malah nyakitin kamu, dan Yu, valentine bukan hanya untuk couple melulu, kita juga bisa merayakan sama-sama, rasa sayang dan persahabatan kita lebih berharga dari apapun, kita rayain di starbuck yuk ato kita ke pizza yuk, mbak yang traktir.”
Lalu muncul Dara, berjalan santai, dengan baju pink, bandana pink, so style valentine tersenyum manis ke arah mereka. Kedua sahabat itu merangkul Dara dan membawanya keluar kelas. “apaan nih, pada mau kemana?”
“Ra, kita ke pizza yuk, kamu hari nih cantik deh, kita rayain valentine yuk.” Dara hanya mengikuti langkah kedua sahabatnya, sambil tersenyum sendiri.
Tiba-tiba BB Ayu bergetar. “kaca mata, met valentine, kangen kamu, dari Nando.” Ayu tersenyum, mungkin benar apa yang dikatakan mbak Anin, ada waktu yang tepat untuk kita mencintai seseorang, sekarang I am happy being single. Ayu mengejar kedua sahabatnya. “mbak, Dara, girls tunggu dong.”, “cepatan kaca mata, lapar tau.”
Ketiga sahabat itu kompak bolos kuliah, merayakan valentine sama-sama di Pizza hut, tidak peduli walau ke tiganya masih jomblo. Valentine bukan milik couple saja. Right.


Cerpen Karangan: Clara Djingga
Facebook: kiki3brown[-at-]yahoo.com
Nama: Tengku Kiki Purnama Sari
Tempat, Tanggal Lhr: Medan, 19 Februari 1981
Jenis Kelamin: Perempuan
Facebook: kiki3brown[-at-]yahoo.com
Zodiak: Pisces
Pendidikan: Diploma III Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi, Jurusan Kesekretariatan. tahun 2000-2003
Pekerjaan: Sekarang bekerja di Koperasi Wanita Prima, sebagai Adminstrasi
Hobby: Membaca Novel, cerpen, resep masakan dan segala macam buku yang menambah pengetahuan juga buku-buku Inspirasi.
Dengerin Musik Jazz, pop manis, rock dan intstrumen lembut.
Menulis cerpen, puisi. Walau hasil cerpen belum dipublikasikan ke media tapi waktu SMA punya buku berisi kumpulan cerpen dan hanya teman-teman satu sekolahan yang membacanya. Kini kembali serius dalam dunia tulis menulis, akan terus menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar